UTS Ciptakan Alat Deteksi Covid-19 Lewat Udara
Peneliti UTS Ali Budhi Kusuma (dua kanan) dan Direktur Sumbawa Technopark Kiki Yulianto (kanan) saat memberikan keterangan pada wartawan (FOTO. RUL/DS).
MATARAM, DS – Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) mengembangkan sebuah alat yang diklaim dapat mendeteksi dini dan surveilans virus SARS-Cov2.
Uniknya, alat mendeteksi virus Covid-19 melalui udara sekitarnya. Harapannya, dengan adanya hal itu sektor pariwisata di NTB akan lekas pulih. Terlebih, NTB akan menjadi tuan rumah sejumlah agenda internasional seperti World Superbike dan MotoGP Mandalika di tahun 2022.
Meski demikian, inovasi teknologi yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia itu butuh perhatian serius Pemerintah Pusat. Pasalnya, beberapa perangkat seperti, sequencing enviropments, Q-PCR equipments, air quality sampling equepments dan kelengkapan laboratorium lainnya perlu dilakukan penambahan.
“Ini karena swab terhadap udara dan lingkungan serta benda-benda itu butuh perangkat dan alat sequencing enviropments yang biayanya sekitar Rp 4-9 miliar. Disitu, kesulitan kami mengadakannya,” ujar Peneliti UTS Ali Budhi Kusuma saat memberikan penjelasannya pada wartawan, Kamis (9/9).
Menurut Dosen Pengajar di Prodi Teknobiologi UTS, lantaran keberadaan alat sequencing enviropments itu sangat penting untuk mendukung kerja deteksi dini dan surveilans virus SARS-Cov2, khususnya membaca cetak biru. Yakni, membaca varian dan penyebarannya virusnya. Pihaknya menaruh perhatian besar pada Pemerintah Pusat untuk bisa membantu pengadaannya.
“Pak Gubernur sangat mendukung keberadaan alat deteksi dini virus Covid-19 melalui udara itu. Ini untuk membantu kenyamanan dan keamanan penonton saat perhelatan akbar MotoGP Mandalika tahun depan. Makanya, kami sempat diketemukan dengan Pak Menparekraf Sandiaga untuk mempresentasikannya. Hanya saja, janji pak Menteri untuk menyanggupi membantu pengadaan alatnya belum kunjung direalisasikan hingga kini,” jelas Ali.
Ia menuturkan, sistem deteksi cepat penyakit infeksi Covid-19 dan Rabies itu, dilakukannya dengan teknik bioteknologi molekular. Sistem itu akan bisa mengecek keberadaan virus covid dari permukaan benda padat di dalam gedung, bangunan seperti meja, kursi yang ada didalam kantor, sekolah.
“Bahkan, virus yang ada di rumah sakit, dan berbagai lokasi strategis lainnya juga bisa kita deteksi. Jadi, sistem deteksi Covid-19 ini akan dapat membantu semua jenis kehidupan manusia. Makanya, kita ingin ada bantuan pengadaan alatanya, untuk bisa menuntaskan sistem deteksi tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Sumbawa Technopark Kiki Yulianto mengaku, sejauh ini, UTS selaku salah satu perguruan tinggi di NTB yang telah ditunjuk oleh Pemprov NTB sebagai lokasi rujukan rumah sakit untuk melakukan tes PCR pasien Covid-19 di wilayah Pulau Sumbawa, telah dilengkapi peralatan yang memadai dengan didukung oleh para peneliti yang berlabel internasional.
Oleh karena itu, penemuan terbaru deteksi Covid-19 melalui udara itu telah dipresentasikan secara langsung pihaknya saat kunjungan Menperekraf Sandiaga di Bandara Sultan M Salahudin Bima pada pada Minggu, 13 Juni lalu
“Kita berharap janji Pak Menteri itu bisa direalisasikan, karena keuntungannya adalah bukan saja pada NTB. Tapi bisa dipergunakan di seluruh distinasi wisata di Indonesia. Dengan begitu, wisatawan tidak lagi takut datang ke wilayah itu, karena kepastian keselatamatan mereka sudah terjamin,” ungkap Kiki Yulianto. RUL.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.