Tiga Caleg Paparkan Politik Praktis, Begini Pandangan Mereka

Dialog dengan para caleg

Mataram, DS-Warung Jayakaya mengelar diskusi terbuka bersama para calon legislatif (caleg) Provinsi NTB, Jum’at (25/08/2023). Diskusi bertema “Maraknya Politik Praktis, Beranikah Caleg Berdiskusi dengan Anak Muda”.

Diskusi bertujuan mendengarkan pendapatan para caleg yang akan ikut berkontestasi dalam pemilihan legislatif tahun 2024.

Hadir caleg partai Nasdem dapil 1 Kota Mataram, Hafid Hasyim, caleg dapil 5 Kabupaten Sumbawa Barat dan Sumbawa dari PKS, Zizi Rosmala dan caleg dapil 2 Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Barat dari partai Gerindra, Askar.

Zizi Rosmala menyampaikan bahwa semua orang mempunyai cara masing-masing dalam berpolitik. Hal terpenting baginya, jika sudah jadi jangan lupa sejahterakan rakyat.

“Indonesia butuh orang-orang cerdas dan punya hati nurani yang tajam untuk memimpin suatu bangsa dan daerah,” ungkap putri asli Sumbawa ini seraya menambahkan bahwa jika orang yang punya otak dan hati nurani tidak masuk dunia politik maka pemerintah akan diisi oleh orang-orang yang tolol yang tidak punya hati nurani.

Karena itu, ia menganjurkan masyarakat memilih caleg yang takut Tuhan karena pasti tidak akan menghianati rakyat..

Menurut Askar, hal penting dalam politik praktis adalah melakukan edukasi sehingga masyarakat bisa mengukur teori maupun paparan yang dilakukan para caleg .

“Edukasi kepada masyarakat itu seperti rencana dan program kerjanya ke depan untuk masyarakat sehingga masyarakat bisa mempertanyakan kembali apa yang telah direncanakan saat menyalonkan dirinya,” jelasnya.

Lanjut dia, pemilh harus cerdas melihat beckground caleg tersebut agar dapat mempertanggungjawabkan visi misinya.

“Kalau masyarakat diedukasi dengan baik maka yang terpilih adalah orang-orang terbaik,” tuturnya.

Sementara, Hafid Hasyim menjelaskan politik praktis adalah praktek yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan, baik itu antar golongan, kelompok maupun secara pribadi.

“ Kalau kita melihat skema politik, saya bisa analogikan ada tiga bagian yaitu seni, ilmu dan permainan,” katanya seraya menguraikan seni dalam berkomunikasi, seni dalam beradaptasi dan seni berdiplomasi.

Di dalam politik, lanjut dia, harus ada ilmu yang dinamis agar bisa berpikir secara baik dan positif. Dan, dalam politik, lanjut Hafid, mesti ada permainan menyangkut persoalan etika, moral, pertanggungjawaban terhadap diri sendiri, keluarga dan Tuhan.

“Ketiga bagian ini adalah bagian dasar dari nilai-nilai berpolitik yang harus kita cermati dengan baik,” jelas Hafid

Ia mengemukakan, sementara ini banyak pandangan, pola dan cara mencapai tujuan itu. Pola-pola itu kalau tidak diniatkan untuk kebaikan maka hasilnya tidak akan baik.

“Politik ini sebenarnya wadah silaturahmi untuk kita semua, makanya jangan terlalu serius tapi jangan juga tidak diseriusin,” tutur putra asli Sumbawa.md

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.