MATARAM, DS – PLN NTB terus berupaya untuk meningkatkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam usaha penyediaan listrik. Salah satunya melalui Go Live Komersial Co Firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumbawa berkapasitas 2 x 7 MW (19/5) yang dilaksanakan di PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Tambora, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)
General Manager PLN NTB, Sudjarwo, mengatakan, selain merupakan wujud transformasi PLN pilar green, co firing merupakan salah satu ikhtiar yang dilakuka PLN untuk menekan emisi karbon dengan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar subsitusi di PLTU.
Untuk di PLTU Sumbawa sendiri, jenis biomassa yang digunakan untuk co firing adalah bonggol jagung. Hal ini dikarenakan Pulau Sumbawa merupakan sentra penghasil jagung terbesar di provinsi NTB, sehingga bonggolnya bisa dimanfaatkan optimal di PLTU Sumbawa.
“Kebutuhan bonggol jagung untuk co firing di PLTU Sumbawa kurang lebih sebanyak 7 ton/hari, 3% dari kebutuhan batu bara per harinya. Dengan besaran itu, tongkol jagung dapat memproduksi energi sebanyak 300 MWh per hari atau setara dengan melistriki 116 pelanggan daya 450 VA selama satu bulan penuh,” ujar Djarwo pada wartawan, Jumat (20/5).
Menurut dia, pemanfaatan bonggol jagung, juga telah melalui pengujian yang mulai dilaksanakan Agustus 2021. Mengingat, co firing Tak hanya untuk menekan emisi karbon. Namun dapat menambah porsi EBT dalam upaya untuk mencapai target bauran EBT sebesar 23% di tahun 2025.
“Selain itu, hal ini tentunya akan searah dengan peningkatan konsumsi energi listrik yang akan semakin besar ke depannya,” kata Djarwo.
Terkait dengan kontinuitas penyediaan tongkol jagung sendiri, Djarwo berharap dukungan dan kerja sama dari seluruh stakeholder agar suplai tongkol jagung ini dapat terjaga, untuk memenuhi kebutuhan biomassa dalam proses co firing PLTU Sumbawa.
“Terima kasih atas dukungan dari seluruh stakeholder yang terkait. Saya berharap kerja sama ini dapat terus ditingkatkan ke depan untuk bersama memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat” ungkap Djarwo.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Amar Nurmansyah yang hadir dalam acara tersebut menyambut positif dan memberikan dukungan terhadap program Co Firing.
“Sumbawa ini memiliki banyak sekali potensi. Semoga ke depan, bisa memanfaatkan biomassa yang lain selain bonggol jagung,” kata Amar.
Sebelumnya, melalui PLTU Jeranjang, PLN juga telah melakukan co firing yakni dengan memanfaatkan tiga bahan baku, yakni sampah organik dan anorganik, sekam padi dan juga serbuk kayu.
Proses co firing sendiri telah dimulai sejak tahun 2020, yang ditandai dengan ditandatanganinya MoU tentang Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Sampah menjadi Sumber Energi antara Gubernur NTB dengan General Manager PLN NTB. RUL