Rapat Tahunan PAACLA,SinergI Kuat Penanggulangan Pekerja Anak di Sektor Pertanian

Foto : Pertemuan tahunan PAACLA.

Mataram,DS-PAACLA (Partnership for Action Against Child Labour in Agriculture atau Kemitraan untuk Aksi Penanggulangan Pekerja Anak di Pertanian) Indonesia melakukan rapat tahunan yang ke-3 tahun yang diselenggarakan di Hotel Santika, Rabu (28/09/2022).

Pertemuan ditahun 2022 itu mengangkat tema “Pulih Lebih Cepat Sinergi Lebih Kuat dalam Penanggulangan Pekerja Anak di Sektor Pertanian”.

Tema ini merupakan pilihan tujuan paska pandemi Covid-19 untuk membangun semangat baru. Keberadaan pekerja anak yang meningkat selama pandemi harus menjadi perhatian berbagai pihak untuk mulai bergerak lebih cepat melakukan penanggulangan jika tidak ingin makin banyak anak-anak masuk dalam pekerjaan yang membuat mereka tidak menikmati hak anak dalam masa pertumbuhannya.

Koordinator PAACLA Indonesia, Mahatmi P Saronto, menyampaikan kehadiran PAACLA (Partnership for Action Against Child Labour in Agriculture atau Kemitraan untuk Aksi Penanggulangan Pekerja Anak di Pertanian) Indonesia telah berjalan hampir empat tahun sejak Oktober 2018 untuk membangun kemitraan multipihak dalam penanggulangan pekerja anak di sektor pertanian.

Selama kurun waktu tersebut, PAACLA Indonesia telah berkontribusi pada tujuan Indonesia Bebas Pekerja Anak tahun 2022. Kontribusi dalam mendukung perluasan program aksi penanggulangan pekerja anak bisa dirasakan pada banyak kelompok masyarakat, khususnya anak-anak perdesaan dan sektor pertanian.

PAACLA Indonesia juga telah berhasil mengajak keterlibatan banyak pihak di tingkat Kementerian/Lembaga, Industri Pertanian, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), menjadi bagian dari forum kemitraan PAACLA Indonesia. Sampai dengan tahun 2022 ini, tercatat lebih dari 30 lembaga, baik Kementerian/Lembaga, Perusahaan dan LSM yang bersinergi dan berkontribusi dalam penanggulangan pekerja anak. Ungkap saat sambutannya.

Selain itu, melalui program KESEMPATAN yang berjalan dengan dukungan ECLT Foundation, sebuah pendekatan Model Desa Layak Anak sebagai jalan masuk memahamkan perlindungan anak khususnya pencegahan pekerja anak sudah dilaksanakan pada 20 desa di Jawa Timur (10 desa di Jember, 8 desa di Probolinggo dan 2 desa di Lumajang) dan 10 desa di Nusa Tenggara Barat (5 desa di Lombok Timur dan 5 desa di Lombok Tengah).

Diskusi mengenai komitmen yang perlu dibangun oleh berbagai pihak diselaraskan dengan agenda global dan prinsip penghormatan hak asasi anak dalam bisnis.

“Agenda tahunan ini dapat menjadi gerakan baru bagi ketiga unsur yang menjadi bagian PAACLA Indonesia untuk berbagi peran dan berkontribusi aktif dalam program aksi penanggulangan pekerja anak di Indonesia,” ujarnya

Pertemuan kali ini juga menjadi momentum bagi PAACLA Indonesia untuk menyampaikan capaian Program KESEMPATAN dan perkembangan kelembagaan PAACLA Indonesia.

Adapun capaian program dan perkembangan kelembagaan PAACLA Indonesia yaitu

Sudah terbentuknya Forum PAACLA di Jember, Probolinggo dan NTB berikut dengan rencana aksinya, telah dirumuskan dua aksi bersama pencegahan pekerja anak di Jember dan NTB, dan Keanggotaan PAACLA diikuti oleh 28 anggota (terlampir dalam infografis).

Sejalan dengan tekad kemitraan yang terus dibangun, PAACLA Indonesia berharap melalui pertemuan tahunan ini mendapatkan input untuk penguatan kelembagaan, merancang program aksi yang inovatif dan berdampak untuk mencapai indikator bersama dalam penanggulangan pekerja anak di Indonesia.

Pertemuan rapat tahunan ini dibuka secara resmi oleh Gubernur NTB yang diwakili oleh Asisten III Provinsi NTB.

Dan rapat tahunan PAACLA hadir 70 peserta yang merupakan anggota dan mitra-mitra PAACLA Indonesia dari tingkat nasional dan daerah. Pada hari kedua pertemuan tahunan akan dilakukan kunjungan ke Desa Borok Toyang, Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur untuk melihat praktik baik program aksi pencegahan pekerja anak.md

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.