BSK Samawa

Punya Prospek Tinggi, Politisi Demokrat NTB Desak Industrialisasi Sasar Bawang Merah Bima

FOTO. Abdul Rauf. (FOTO. RUL/DS).

MATARAM, DS – Bawang merah yang dihasilkan para petani di Kabupaten Bima dari budidaya yang mereka lakukan secara turun temurun, memiliki prospek yang tinggi untuk pasar ekspor.

Hanya saja produksi bawang merah masih dikirim dan diperjualbelikan secara mentah. Padahal, jika dikelola dengan baik, maka akan bisa memberikan nilai tambah.

“Ini yang kita minta agar program Industrialisasi yang dirintis oleh Gubernur Zulkiefimansyah dan Wakil Gubernur Sitti Rohmi Djalilah (Zul-Rohmi) bisa masuk membina UKM di Bima untuk bisa mengelola produk bawang merah,” ujar Anggota Komisi II DPRD NTB, Abdul Rauf, pada wartawan, Jumat (24/9).

Menurut politisi Demokrat itu, produksi bawang merah Bima yang dikirim mentah dan gelondongan, rentan dipermainkan oleh para tengkulak, khususnya pemain besar. Padahal, bawang merah Bima merupakan komoditi nasional.

Akibatnya, bawang merah Bima yang biasanya dikirim, selalu keliling terlebih dahulu ke Pulau Jawa. “Nah di Pulau Jawa itu, produksi Bawang Merah kita dilabeli bawang Jawa. Disitu, harganya menjadi naik. Sementara, petani kita yang terus merugi,” kata Rauf.

Badan Karantina Pertanian mencatat ekspor komoditas bawang berasal dari petani di Pulau Sumbawa melalui pelabuhan Badas, Poto Tano, Bima, dan Sape tahun 2018 sebanyak 23,1 ribu ton, tahun 2019 produksi sebanyak 24,1 ribu ton dan tahun 2020 (hingga 26 Mei tahun 2020) sebanyak 1,3 ribu ton.

“Kita berharap di sisa dua tahun kepemimpinan Zul-Rohmi, pengelolaan bawang merah di Bima bisa memberikan nilai tambah. Misalnya, bawang merah bisa menjadi produk yang menguntungkan petani dan UKM di Kabupaten Bima,” tandas Abdul Rauf. RUL

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.