Presiden Jokowi Sapa Korban di Rumah Sakit Darurat di Tanjung

0
Presiden saat menyapa korban di rumah sakit sementara

KLU, DS – Presiden Joko Widodo mengunjungi para korban gempa berkekuatan 7 SR yang dirawat di rumah sakit sementara di Lapangan Supersemar, Tanjung, KLU pada Senin (13/8) petang.

Presiden yang datang mengenakan baju putih celana hitam bersama Gubernur Dr.TGH. Muhamad Zainul Majdi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin, terlihat sedih saat menyapa para korban yang dirawat di rumah sakit sementara itu.

Meski tidak memberikan keterangan apapun pada awak media, Presiden tak lupa mendatangi semua posko tanggap darurat bencana yang terpusat di depan Kantor Bupati KLU.

Pantauan wartawan, saat tiba pertama, Jokowi mendatangi Posko Pusat Data dan Informasi. Disitu, Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani S.Sos SH selaku Dan Satgas Penanggulangan Darurat Bencana (PDB) memberikan pemaparan progres penanganan korban serta kendala yang dihadapi di lapangan pasca gempa mengungcang Pulau Lombok pada Minggu (5/8) dan terus beruntun berlanjut hingga Jumat (10/8) serta saat ini,

Danrem menyebutkan hingga pukul 17.00 WITA pada Senin (13/8) terdata sebanyai 436 orang meninggal dunia akibat gempa bumi 7 SR. Korban meninggal dunia tersebar di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.

Sementara korban luka-luka 1.353 orang, dengan rincian 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.

“Berdasarkan data di posko ini, tercatat ada 352.736 pengungsi. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang,” jelas Danrem.

Selain korban jiwa, kata Ahmad Rizal, pihaknya bersama BNPB juga mencatat kerusakan fisik yang meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. Hasil sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB mencapai lebih dari Rp 5,04 triliun.

“Kami mohon arahan Presiden terkait apa langkah-langkah yang harus kami lakukan kedepannya,” ujar Danrem.

Hanya saja. Presiden Jokowi langsung memilih meninggalkan Posko Pusat Data dan Informasi itu guna selanjutnya menemui para korban di rumah sakit darurat.

Sementara itu, saat rapat terbatas guna membahas penanganan pascagempa bumi Lombok di Kantor Presiden, Jakarta, pada Jumat (10/8) lalu, Presiden Jokowi menginstruksikan pada Kepala BNPB, Basarnas, Panglima TNI, dan Kapolri untuk fokus pada upaya evakuasi, termasuk evakuasi wisatawan di sekitar Lombok, memberikan perawatan kepada korban, serta penanganan pengungsi.

Lebih lanjut Jokowi menegaskan Indonesia sangat terbuka terhadap bantuan dari luar negeri untuk korban gempa bumi di Lombok, namun ia menilai Indonesia masih belum butuh bantuan asing untuk menangani Lombok.

Presiden menganggap sinergi antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah masih mampun menangani dampak gempa bumi

Terpisah, Kepala BPBD NTB H. Muhamad Rum mengatakan seharusnya sesuai roun down acara, Presiden melakukan rapat terkait progres penanganan korban gempa Lombok di Posko Penanganan Tanggap Darurat pada Senin malam ini.

Namun, karena Presiden langsung ke Gangga maka sangat mungkin rapat itu  dilakukan selepas Presiden balik dari salah satu wilayah terparah gempa Lombok di KLU itu.

“Yang pasti, Presiden bermalam dan melanjutkan agenda kerja keesokan harinya,” tandas Muhamad Rum. RUL.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan