Poltik Praktis dan Gelar Kyai pada Baliho, Ini Penjabaran Ali BD

Ali BD

Momentum politik tidak dinafikan lagi dimanfaatkan oleh segala kalangan, termasuk para kyai untuk ikut terjun berebut suara. Mungkin mereka ingin beralih profesi atau diversifikasi ulama, demikian Ali BD menyebutnya dalam akun facebooknyayang dikutip, Senin (28/8).

Pemerhati politik ini menilai di banyak kabupaten di Jawa dan Lombok, baliho caleg dari kalangan kyai atau ulama bertebaran. Hal yang mungkin nampak mentereng, kata Ali, mereka mencantumkan gelar kyai sebagai merek guna meraup suara calon pemilih.

Ali memaparkan bahwa kyai merupakan pemimpin agama, pembina akhlak mulia dan penerus cita para rasul.

“Kini ramai menjadi calon legislatif atau caleg.Mungkin mereka ingin beralih profesi atau diversipikasi profesi para ulama?” katanya.

Mantan bupati LombokTimur ini menilai tidak salah jika hal itu terjadi karena merupakan hak setiap warga negara. Bahkan, ia mengakui para kyai pada dasarnya berasal dari organisasi politik walaupun organisasi tersebut sudah memutuskan dirinya sebagai ormas,bukan sebagai partai semisal partai NU, partai PSII, partai Tarbiah, Partai Masumi dll.

Tetapi, kata Ali, masih ada tertinggal orang orang yang bernafsu politik praktis.

“Mungkin itulah para kyai yang kini sebagai para caleg,” cetusnya.

Ali mengaku pernah bertanya kepada seorang kyai terkait tujuannya berhasrat sebagai anggota Dewan.Dan, Ali menerima jawaban untuk memperjuangkan agar jangan sampai agama tidak diperhatikan oleh pemerintah.

“Tentu saja maksudnya baik,tetapi bukankah anggota lain yang bukan kyai juga selalu memperjuangkan agama secara keseluruhan?” tandas Ali.

Kendati demikian, dalam kaitan maraknya para kiayi dalam hiruk pikuknya politik di Indonesia, Ali menyebut akan menambah ramainya situasi politik asal jangan saling menjatuhkan karena perbedaan aliran,organisasi,mazhab para kyai kita.

“Semoga fraksi kyai di legislatif akan menambah corak mozaik perpolitikan di Indonesia,” paparnya.

Namun, Ali juga memberikan gambaran seorang ulama, TGH Sibawaihi Mutawallia (almarhum), undur diri sebagai anggauta DPRD.

“Beliau bilang saya tidak cocok sebagai angguta dewan,” katanya.Imam besar Al Gazali undur diri sebagai penasihat raja di Bagdad (sekarang semacam Wantimpres). “Beliau bilang para ulama tidak pantas menjadi umara, beliau hengkang dan mulai menulis Ihya Ulumuddin,” ujar Ali.ian

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.