Tampil Cantik di Kertas Suara, Evi : Lihat Saja Saya Secara Langsung
MATARAM, DS – Caleg DPD terpilih nomor urut 26, Evi Apita Maya, mengaku enggan menanggapi tudingan sengaja tampil ‘cantik’ dalam kertas suara, termasuk dituduh menggunakan jasa make up yang biasa digunakan para artis dengan mengeluarkan biaya besar.
Evi menilai keberatan caleg lain merupakan kewenangan pihak penyelenggara. Toh, kata Evi, semua caleg juga menggunakan editan dalam foto yang ditampilkan di kertas suara. Evi menegaskan foto yang terpampang pada kertas suara merupakan foto asli dirinya. “Kalau tidak percaya, ini lihat saja saya secara langsung,” ujarnya menjawab wartawan, Jumat (24/5).
Evi membantah mengunakan jasa make up artis. Dia mengaku hanya melakukan make up di sebuah salon di Kota Mataram dengan biaya Rp 200 ribu, kemudian melakukan sesi foto di sebuah studi foto, juga di Kota Mataram.
“Tempat saya foto di situ juga menjadi tempat foto Ibu Robiatul Adawiyah (caleg pejawat), di situ ada filenya kalau tak percaya,” ucapnya.
Menurut Evi, dirinya tidak menampik jika ada –bahkan mungkin banyak– masyarakat yang memilih dia karena dinilai cantik. Selama kampanye, dia dan timnya tidak pernah menggaungkan diri dengan slogan caleg paling cantik. Evi menilai banyak yang mengabaikan kerja politik yang dia dan tim lakukan. “Kalau kita turun ke pelosok sering kalimat warga bilang baru pertama kali ada DPD turun,” kata dia.
Evi mengaku terbantu dengan kinerja tim pemenangan yang didominasi para milenial yang berkisar 100 orang. Evi yang merupakan alumni HMI mendapat dukungan penuh dari para kader HMI dan juga mahasiswa yang ikut bergabung dalam timnya. Tim yang berisikan para anak-anak muda ini secara aktif mengkampanyekan Evi di seluruh penjuru NTB. “Saya pikir saatnya adik-adik milenial yang punya pemikiran dan ingin wujudkan pembaruan dilibatkan,” ungkapnya.
Sejak awal memutuskan ikut dalam pileg, Evi mengaku mendapat pesan dari sejumlah tokoh untuk aktif turun ke lapangan jika ingin menang. Hal ini dia lakukan. Dalam sehari, Evi mengaku bisa mengunjungi empat sampai lima titik. Dengan dana kampanye senilai Rp 116 juta, Evi bersama tim mulai menyisir setiap wilayah yang ada di NTB. “Tidak pernah warga meminta uang, mereka didatangi saja sudah senang. Banyak tokoh bilang kalau mau jadi anggota DPD itu kuat-kuat turun ke masyarakat, jadi itu yang saya lakukan,” jelasnya.
Dari awal, Evi tidak memiliki target khusus. Baginya, 27 caleg DPD dapil NTB memiliki peluang yang sama tinggal bagimana melakukan strategi dalam mengambil hati masyarakat. Mengenai foto kertas suara yang dinilai cantik dan membuat masyarakat memilihnya, Evi mengaku bersyukur.
Evi menambahkan, jika banyak masyarakat yang belum banyak mengetahui tentang peran dan fungsi DPD. Hal ini yang ingin dia ubah dan berharap mampu berkontribusi bagi kemajuan daerah. “Saya ingin ubah paradigma bahwa DPD kurang dilihat peranannya,” tandasnya. RUL.