Pengamat : “Rugi Pilkada Loteng Tanpa Paslon Masrun-Aksar”

MATARAM, DS – Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, Agus, M.Si menilai gagalnya pencalonan paket Masrun-Aksar Ansori dalam pencalonan bupati dan wakil bupati Lombok Tengah sangat menguntungkan pasangan Pathul-Nursiah memenangkan perhelatan akbar tahun 2020 itu.

Penilaian Agus ini bukannya tanpa alasan, sebab ia berpandangan dalam kancah politik khususnya pilkada di Kabupaten Lombok Tengah, sosial kandidat masih lebih efektif sebagaimana mesin politik dibandingkan mesin partai. Karena orang Lombok sudah lebih dahulu mengenal agama dan ulama atau tokoh masyarakat mereka daripada mengenal partai.

“Nah Aksar ini merupakan struktural PWNU, dimana dalam sejarah politik Lombok Tengah NU selalu menjadi amunisi politik yang kuat dalam kemenangan calon bupati,” ujarnya.

Mantan komisioner KPU NTB ini merujuk pada sejarah kemenangan Bupati Lombok Tengah periode 2005-2010, HL Wiratmadja atau akrab disapa Lalu Ngoh dan HL Suprayitno atau Gede Derip, karena dukungan kuat dari NU waktu itu NU berafiliasi dengan PKNU dan Golkar.

“Begitupun sebaliknya pada kemenangan Bupati Lombok Tengah H Suhaili FT saat berpasangan dengan HL Normal Suzana pada 2010 dan H Suhaili FT-Pathul Bahri pada tahun 2015. Suhaili menang karena dukungan kuat dari NU. Jadi sejarah politik pilkada langsung di Lombok Tengah menempatkan NU selalu menjadi penentu kemenangan calon,” jelas Agus.

Berkaca dari sejarah itu, Agus, berpendapat ditinggalnya Aksar oleh Masrun sangat menguntungkan Pathul-Nursiah, dengan catatan Pathul-Nursiah lebih cepat melakukan konsilidasi dengan NU, dan ini tidak sulit karena Pathul adalah petinggi NU di Lombok Tengah.

“Jadi kalau melihatnya dari teori perilaku politik mazhab sosiologis boleh jadi merugi Masrun meninggalkan Aksar,” katanya.

Terkait rumors beredarnya SK pasangan calon yang kini muncul di sejumlah grup WhatsApp. Diantaranya, PKS, PBB dan PKB yang sudah dikantongi oleh paslon Masrun-Habib dan Lale Sileng-Sumun, menurut Agus, hal itu masih belum jelas. Pasalnya, DPP partai juga melihat kefiguran serta peluang menang dalam kontestasi Pilkada kali ini.

“Karena ini last minute (menit terakhir) tentu parpol juga berhitung dan mengkalkulasi untung ruginya jika salah memutuskan. Makanya, opsi pada skenario awal sangat mungkin dilakukan ketimbang membongkar Paslon yang sudah ada. Kalau feeling saya akan ada efek kejut sebelum penutupan pendaftaran oleh KPU,” tandasnya. RUL

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.