PELESIR KE GILI LAMPU Pengunjung Hingga Mencapai 4000 orang
SELONG,DS-Salah satu destinasi wisata di Lombok Timur (Lotim) adalah Gili Lampu, yang berlokasi di bagian wilayah Kecamatan Sambelia. Keberadaannya yang asli sangatlah cocok sebagai lokasi pelesir, sehingga dari dulu sampai saat ini selalu banyak dikunjungi para wisatawan (lokal maupun macanegara).
Obyek wisata bahari ini memiliki ombak sangat kecil, sehingga para pengunjung mandi dan berenang dengan leluasa. Bila pengunjung ingin berenang dapat memanfaatkan jasa penyewaaan ban dalam mobil bekas. Atau bisa menggunakan jasa penyawaan sampan bermesin untuk melihat lebih jauh sebuah kawasan (bagian tegah), yaitu Pulau Lampu (karena ada Lampu) yang tidak berpenghuni. Sesungguhnya pulau itulah yang menginspirasi dalam pemberian nama destinasi wisata ini dengan nama Gili Lampu.
Bukan itu saja, para pengunjung juga biasa melakukan terapi untuk kesehatan dengan menimbun badan memakai pasir. Artinya, liburan ke sana bermanfaat untuk terapi kesehatan mencari hawa segar sembari menikmati keindaha Gili Lampu yang sekitarnya rindang dengan pepohonan bakau.
“Yang menarik bagi tempat ini adalah di bagian tengah ada sebuah pulau dengan lampu bertenaga surya, sehingga tempat ini dikenal sebagai Gili Lampu. Lampu tersebut senantiasa menyala 24 jam. Kita bisa ke sana dengan memakai jasa sampan,” kata Anwar, seorang warga kampung setempat, Selasa (27/6/17).
Lampu tersebut merupakan mercusuar peninggalan pemerintahan Belanda. “Akan nampak jelas sinar lampu tersebut ketika malam hari, Pak,” terang pengurus FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri ABRI) di lingkungan Transad (Transmigrasi Angkatan Darat) Sambelia yang juga ambil bagian dalam pengelolaan wisata ini.
Tidak sedikit warga meluangkan waktunya menuju obyek wisata pantai. Selain murah, wisatawan bisa melakukan berbagai kegiatan lebih leluasa. Makanan pun bisa dibawa dari rumah.
Salah satunya Hj. Sablum, warga dari Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lotim. Ia datang bersama rombongan. “Tiang kete kanca keluarga, batur lek ito endah, ngadu 2 montor (Saya kesini bersama keluarga, kawan dan handai taulan di sana juga, menakai 2 buah mobil), ” akunya. Kedatangannya ke tempat lokasi karena telah menjadi favoritnya setiap liburan.
Perkuat Geliat Ekonomi Masyarakat
Keberadaan Destinasi Wisata Gili Lampu menciptakan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi lainnya. Sebutlah misalnya jasa parkir, jasa penyewaan ban mobil, jasa penyewaan sampan, dan lapak-lapak untuk berjualan.
Menurut Rian, seorang pengelola parkir, kalau sedang ramai pengunjung bisa mencapai ribuan orang. Kata dia, di tempat ini setidaknya ada 3 tempat parkiran. Diakuinya, untuk yang dikelolanya beragam hingga 500 kendaraan sepeda motor dengan jasa parkir Rp. 2000/sepeda motor.
“Tidak selalu ramai ya, kalau sedang ramai kita bisa dapat Rp. 500.000-Rp. 1.000.000,- bahkan bisa lebih pada saat puncaknya (akhir liburan),” katanya.
Bila diasumsikan 1 parkiran dengan 500 sepeda motor, berarti jumlah sepeda motor bisa mencapai 1500 sepeda motor. Jika setiap sepeda motor dengan 1-2 muatan, maka bisa dirata-ratakan sejumlah 2000-3000 orang. Itu dengan sepeda motor saja, belum dengan mobil dan jalan kaki. Dengan demikian sesungguhnya pengunjung bisa mencapai 4000 orang bila sedang ramai.
Sementara itu, Maemunah, salah seorang pedagang di sebuah lapak kawasan Gili Lampu mengatakan dari kegiatan berjualan ia dapat menyekolahkan anaknya yang kini kelas 2 di SMAN Sambelia. “Kadang saya dibantu oleh anak, apalagi sedang libur seperti saat ini,” tuturnya.
Menurut Maemunah, hasil dagangannya berupa Pop Mie, es Juice, nasi bungkus, dan kopi bisa mencapai Rp 1000.000/hari kalau sedang ramai. Namun kalau sepi kadang tidak ada pembeli, apalagi yang berjualan juga lumayan banyak.
“Tidak selalu ramai di sini. Namun alhamdulillah, jarang yang kosong/tak ada pembeli),” akunya.KUSMIARDI