Sembalun jadi Idola Libur Lebaran

0
Wisatawan selfie di areal pertanian strawbery Sembalun Lawang

SELONG,DS-Serombongan wisatawan yang terdiri dari lima keluarga datang ke Kawasan Pegunungan Sembalun pada libur Lebaran Senin siang hari. Beberapa hotel didatangi untuk menginap. Tiga hotel full. Padahal rencana menginap sudah matang. Apalagi tidak memungkinkan baginya balik lagi ke Selong atau Mataram ketika malam sudah mulai turun.

Mereka merupakan wisatawan lokal. Namun, Sembalun tetap istimewa. Dengan sedikit sabar penduduk setempat didatangi untuk ditanya kalau-kalau ada kamar yang tersisa. Harapan terakhir jika tidak ada penginapan adalah rumah penduduk.

Ternyata sewa rumah penduduk pun lumayan mahal yaitu mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Ini untuk sehari saja.

“Gak mungkinlah kita lima keluarga yangmasing-masing membawa anak dengan satu kamar mandi walau untuk tidur bisa kita terima di lantai,” kata Sri. Warga Kota Mataram itu merasa kurang pas menginap di rumah peduduk. Mereka lantas mencari lagi sejumlah penginapan yang belum penuh. Tak gampang memang. Tapi, syukur ada tiga kamar yang kosong walau satu diantaranya sudah dibooking. Akhirnya mereka menempati sebuah penginapan berarsitektur rumah panggung dengan tarif Rp 250 ribu sehari. Radiya Queshouse namanya. Ini lebih murah dibanding rumah penduduk tadi.

Pesona Sembalun yang terkenal seantero dunia telah membuat daerah ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia. Sejak memasuki Kecamatan Suela, kendaraan yang melintas sudah nampak padat. Itu terjadi sejak awal Idul Fitri. Hingga sepekan berlalu, suasana ramai masih terasa. Sampai-sampai mencari penginapan pun sangat sulit. Tidak jarang ada yang menyikapinya dengan  menyewa peralatan perkemahan.

Tarif penginapan memang sangat bervariasi. sebuah bungalow berukuran kecil saja memiliki tarif Rp 550 ribu sehari dihari biasa. Pada saat hight season tarifnya bisa melonjak. Terdapat pula yang bertarif Rp 2 juta sehari. Itupun kadang penuh. Hal ini mengindikasikan bahwa tarif mahal nyaris tidak menjadi masalah. Suasana Sembalun yang dingin dan tenang membuat wisatawan tidak segan-segan merogoh koceknya.

“Tidak lengkap ke Lombok jika belum ke Sembalun,” ujar Rizki, wisatawan lain.

Sembalun sendiri sudah dilengkapi fasilitas penginapan yang lumayan banyak. Terdapat hotel dan bungalow yang senantiasa berpenghuni setiap hari libur. Penduduk setempat pun nampak mulai terangkat perekonomiannya. Mereka ramai-ramai membuat homestay sejak 6 tahun belakangan.

Menurut Amaq Iwan, warga Sembalun Lawang, perubahan Sembalun mulai tetasa sejak tiga tahun belakangan. Wisatawan kian padat saja terutama dihari libur. Imbasnya adalah pada perekonomian penduduk. Pasalnya, berbagai produk pertanian berbau Sembalun laku terjual. Bahkan sampai seledri dan wortel yang banyak terjual di pasar.

Iwan yang mengelola 60 are lahan strawberi ini mengaku dari areal miliknya bisa memetik hingga Rp 5 juta dalam 4 hari. Ada 100 kg strawberinya laku terjual kepada pengunjung yang senang memetik langsung. Tiap 1 kg ia hargakan Rp 50 ribu. Tidak sedikit yang membayar Rp 20 ribu walau hanya memetik tiga tangkai saja.

Terdapat pula produk pertanian lain seperti wortel, bawang putih dan bawang merah yang dijual. Semua nyaris ludes terjual. Apalagi bawang putih nunggal Rp 100 ribu per empat ikat. Bawang putih berkhasiat obat itu dengan cepat diborong pembeli karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan bawang putih serupa umumnya.

“Bawang putih nunggal ini tidak ditanam khusus karena muncul diantara bawang putih biasa. Dalam satu ton paling ada beberapa kilogram saja,” tuturnya.

Pesona Sembalum membuat banyak lahan di sana sudah banyak yang menjadi milik orang luar. Iwan sendiri enggan menjual lahan miliknya walau harga per arenya sudah mulai naik mencapai Rp 40 juta. Ia senang areal miliknya kadang dipakai arena selfie.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, HM Juhad, mengemukakan Sembalun merupakan salah satu dari potensi pariwisata unggulan Gumi Selaparang. Kehadiran wisata pegunungan  ini sudah mengangkat taraf hidup penduduk. Hal itu tercermin dari kian berkurangnya warga setempat yang menjadi buruh kasar.

Menurut Juhad, hampir seluruh kecamatan di Lombok Timur memiliki obyek wisata unggulan, baik wisata pegunungan, pantai maupun kuliner. Dengan sejumlah potensi itu Juhad yakin tingkat perekonomian masyarakat semakin meningkat. Ada efek ganda yang ditimbulkan, tidak sebatas pariwisata melainkan juga sektor jasa dan pertanian.

Selama Lebaran Juhad mengaku sudah berkeliling ke sejumlah obyek wisata. Sebutlah ke Pantai Labuhan Haji. Obyek wisata ini sangat padat dikunjungi wisatawan lokal. Terdapat pula Gili Lampu di Sambelia dan sejumlah pantai indah di Kecamatan Jerowaru.

“Seluruh kecamatan di Lombok Timur hampir merata memiliki obyek wisata dan kita sudah mendatanya,” katanya. Peran Pokdarwis dalam hal ini sangat besar dalam membuka mata masyarakat terhadap sektor pariwisata. ian

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan