Pariwisata NTB Harus Tingkatkan Daya Saing
Mataram, DS-Pariwisata NTB harus meningkatkan daya saing. Sehingga, yang harus dipikirkan adalah membangun pariwisata berkualitas dengan berbagai keunggulan.
Hal itu mengemuka dalam seminar “Peluang dan Tantangan Pariwisata NTB” di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, Rabu (26/7). Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata NTB, Chandra Aprinova, akademisi Dr.Putu Gede dan Nokia Valentino.
Dr. Putu Gede, M. Par, dosen STP Mataram, era tahun 70-80 an, pariwisata yang dikejar adalah kuantitas kunjungan. Kemudian ada pergeseran hingga tahun 2000-2003 dengan wisata alternatif.
Alternatif tourism membuat wisatawan keluar dari grup alias tidak berkelompok karena tidak sedikit yang jalan sendiri.
“Kini pariwisata berkualitas dengan arah wisatawan mencari ketenangan sehingga desa wisata menjadi sebuah pilihan,” katanya.
Menurutnya, sekarang ini yang diperhatikan adalah lama tinggal karena orang yang datang berkualitas akan bawa banyak uang. Sekarang pilih sedikit wisatawan bawa uang yang banyak atau sedikit dengan sedikit uang, ” katanya.
Ia mengatakan ada kecenderungan wisatawan pergi secara personal karena berbagai kebutuhan komunikasi terpenuhi seperti adanya jaringan internet yang terbuka.
“Mereka pun bisa memandu dirinya. Yang penting mbah google tetap sehat.,” kata Putu Gede seraya menambahkan daya tarik wisata berkualitas harus unik. Karena, persyaratan destinasi adalah unik, keaslian, Kini banyak duplikasi.
Berbagai Permasalahan
Putu Gede mengemukakan masalah pariwisata sementara ini adalah kompetensi SDM. Saat ini, kata dia, SDM pariwisata baru berada pada kompetensi dasar. Sedangkan pada level supervisor dan manajer belum terisi. Sehingga upaya pemenuhan kompetensi terus dilakukan agar SDM tidak sebatas pekerja.
Di lain pihak terdapat pula persoalan menyangkut standardisasi dan sertifikasi usaha. Padahal UU sudah memberi batas waktu maksimal dia tahun.
“Khusus lapangan golf dan hotel ada yang perlu dicermati dalam soal sertifikasi usaha. Itu yang belum dibaca secara cermat,” kata Putu Gede.
Persoalan-persoalan itu mesti segera diatasi karena industri pariwisata merupakan penyerap tenaga kerja terbesar. Pariwisata pun dihajatkan sebagai sumber devisa negara untuk kesejahteraan masyarakat. “Karena itu semua stakeholders harus bisa memastikan agar pariwisata berkelanjutan,” ujar Putu Gede. Ian
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.