Mengejutkan, Remaja yang Periksakan Kehamilan di Loteng 1.500 Orang, Bappeda NTB Dorong Loteng KLA dan Replikasi Gawe Gubuk
Loteng,DS-Kondis remaja yang memeriksakan kehamilan di sejumlah fasiltas kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah cukup mencengangkan, yakni mencapai ribuan orang. Melihat sisi usia dibawah 19 tahun saat memeriksakan kehamilan mengindikasikan bahwa mereka menjadi korban/pelaku perkawinan anak.
Fakta perkawinan anak tahun 2022 di Lombok Tengah sebenarnya cukup dengan melihat data anak remaja usia di bawah 19 tahun yang memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan yang jumlahnya hampir 1.500 remaja.
Karena itu, Sekretaris Bappeda Provinsi NTB, DR Mahjulan, SP., MP., dalam Pertemuan Advokasi program dalam rangka keberlanjutan SAFE4C NTB, di Ruang Rapat Bupati Loteng, Senin (26/9), mendorong percepatan Kabupaten Lombok Tengah Layak Anak melalui program tersebut dan mereplikasi pelaksanaan inovasi Gawe Gubuk.
“Hal ini akan mempercepat pencapaian Provinsi NTB Layak Anak (PROVILA),” ungkapnya. Terkait penanganan pencegahan perkawinan anak, kata dia, angka capaiannya harus menurun (jangan mundur). Pun demikian halnya dalam penganggaran perlindungan anak harus ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Prov. NTB, Huailid S. Sos. Msi, mengharapkan adanya penguatan koordinasi, pencegahan dan penanganan perlindungan anak terintegrasi.
Menyambung paparan hasil SAFE4C dan arahan kerja integrasi dari Bappeda Provinsi NTB,
Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Wiranata, SIP., MA. merasa termotivasi untuk semakin menguatkan kolaborasi seluruh stakeholders dan akan mereview Perbup Satgas Kabupaten Layak Anak. Selanjutnya pada tahun 2023 akan mereplikasi inovasi Gawe Gubuk di 25 desa lainnya.
“Dan pada pertengahan Oktober 2022 mendatang akan menginisiasi Gawe Gubuk di tingkat kabupaten selama 5 hari berturut-turut,” tuturnya.
Mitra Pemkab Lombok Tengah, Hasan Masat yang juga Ketua Tim Percepatan Pembangunan Daerah, menilai Gawe Gubuk adalah sebuah inovasi percepatan pembangunan yang realistis. “Ditambah lagi dengan kolaborasi NGO-NGO dengan fokus kerja di isu perlindungan anak pasti sangat mempermudah capaian pembangunan daerah dalam bidang perlindungan anak,” katanya.suk
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.