Kunjungi TPA Kebon Kongok, Gubernur Akui Api Masih Sulit Dipadamkan
MATARAM, DS – Hingga Minggu (20/10) siang, api gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok yang terletak di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, belum bisa dipadamkan. Kendati Pemprov NTB telah membuat Desk Pemantauan yang dikomandoi Biro Kesra untuk menangani persoalan tersebut, tetap saja setengah dari luas lahan TPA atau sekitar 2,5 hektar masih masih menyala. Asapnya pun semakin menyiksa warga di sekitarnya.
Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, yang turun ke lokasi TPA Regional Kebon Kongok, mengatakan jika proses pemadaman yang dilakukan mobil Damkar, baik itu oleh Pemkot Mataram, Lombok Barat hingga Polda NTB selama berhari-hari dilakukan.
“Saya pantau langsung api masih menyala. Jadi memang agar api bisa padam perlu upaya penimbunan dengan tanah, sehingga api dan bara bisa di padamkan. Pola ini masi diupayakan,” ujar Gubernur saat meninjau lokasi TPA Kebon Kongok.
Menurut Gubernur, upaya pemadaman yang dilakukan tidak henti-henti oleh sejumlah pihak sangat diatensinya. Mengingat, proses pemadaman dilakukan nonstop 24 jam tersebut juga bisa menimbulkan resiko nyawa bagi para petugasnya.
“Terima kasih kepada teman-teman pemkab Lobar, Kota Mataram yang begadang siang malam untuk memadamkan api yang terus menyala. Insya Allah dengan kerja keras bersama masalah ini akan segera bisa kita atasi,” kata Zul.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyempatkan berkeliling ke seluruh areal TPA, serta menyapa para petugas Damkar dan operator TPA Regional Kebon Kongok. Zul meminta para petugas untuk tak henti-hentinya terus berkordinasi bersama. Hal ini penting agar kondisi sulit yang kini mereka hadapi dapat segera terselesaikan.
“Atas nama pemprov NTB saya mengucapkan terima kasih untuk tugas yang tak sederhana ini. Semoga, ikhtiar yang kini kita lakukan dapat berjalan dengan baik,” ucap Zul.
Diketahui, sejak hari pertama kebakaran sampai Senin (14/10), armada Damkar sebanyak sembilan unit telah dikerahkan. Mereka terdiri dari Kota Mataram 2 unit, Lobar 2 unit, BPBD NTB 2 unit, Tagana Dinas Sosial NTB 2 unit dan satu unit mobil water canon.
Selain itu, dampak kebakaran gunungan sampah ini kini mulai menyiksa warga di enam desa. Yakni Desa Kuranji, Kuranji Dalang, Perampuan, Karang Bongkot Kecamatan Labuapi, Desa Taman Ayu dan Sukamakmur Kecamatan Gerung. Warga sekitar yang terserang asap kebakaran TPA ini mulai terserang penyakit.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom, menjelaskan dari luas TPA Kebon Kongok, seluas 5 hektare tempat tumpukan sampah. Lahan TPA yang terbakar sekarang mencapai 2 hektare. Dengan meluasnya lahan TPA yang terbakar, pembuangan sampah dari Kota Mataram dan Lobar sudah mulai terganggu.
Senin (14/10) lalu, TPA Kebon Kongok masih bisa menerima sampah dari dua daerah tersebut sampai siang hari. Namun pada Selasa, 15 Oktober 2019, sampah dari Kota Mataram dan Lobar sama sekali belum bisa dibuang ke TPA Kebon Kongok. “Sampah berpotensi menumpuk di Kota Mataram dan Lombok Barat,” ungkapnya yang dikonfirmasi terpisah, kemarin.
Terhadap beberapa desa yang terpapar asap akibat kebakaran TPA Kebon Kongok. Madani mengatakan, Dinas Kesehatan sudah membagikan lebih dari 1.500 masker. Dikatakan, asap dari sampah ini memang berbahaya bagi kesehatan. Karena sampah yang terbakar terdiri dari berbagai jenis sampah.
“Sekarang Dinas Kesehatan membagikan masker ke masyarakat terdampak. Sudah dibagikan lebih dari 1.500 masker kepada masarakat,” tandasnya. RUL.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.