Kepala Dinas DP3AP2KB NTB Bersedih Ketika Bicara Masalah Anak

Village Level Facilitator Training of Trainers (TOT) on Child Protection Program Strengthening Safe and Friendly Environment for Children (Safe4C) LPA NTB –Unicef

MATARAM,DS-Kepala Dinas DP3AP2KB, Husnanidiaty Nurdin, mengaku bersedih. Alasannya, masih banyak permasalahan yang terkait dengan anak. Selain “kenakalan” anak, pun ada kekerasan seksual oknum orangtua yang kontradiksi dengan harapan mereka seharusnya jadi teladan.

Memberikan sambutan pada Village Level Facilitator Training of Trainers (TOT) on Child Protection Program Strengthening Safe and Friendly Environment for Children (Safe4C) LPA NTB –Unicef yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Jumat (4/1), Husnanidiaty menegaskan bahwa mengatasi persoalan-persoalan tersebut harus secara bersama sama.

Ia mengungkapkan banyak kasus pelecehan di Sumbawa. Sedangkan di Lombok masih ramai kasus perkawinan anak. Karena itu, Husnanidiaty berharap bantuan parapihak memastikan kabupaten kota bisa menangani dulu kasus-kasus anak yang terjadi sebelum lempar handuk ke provinsi.

“Semua anak adalah anak kita. Anak dianiaya tidak boleh dibiarkan dengan alasan masalah orangtuanya. Tidak boleh sekarang,” katanya. Ia pun meminta kepala desa mengeluarkan “taring” untuk mengingatkan Kadus agar tak ada perkawinan anak.

Ia pun mengapresiasi peran LSM selama ini yang sudah banyak membantu.

“Sesungguhnya pekerjaan pemerintah sudah dibantu LSM dan penggiat. Saya selalu katakan terima kasih. Kalau kami lakukan sendiri tak mungkin,” katanya.

Partisipasi Anak

Husnanidiaty mengemukakan partisipasi anak adalah memberi ruang kepada anak dalam menyampaikan suara hati. Persoalan selama ini, “Kadang anak belum ngomong dilarang dengan alasan anak kemarin,” tambahnya.

Menurutnya, ruang untuk anak adalah berani menyampaikan pendapatnya. Sebaliknya jika sekali anak “disemprak”, dampak yang ditimbulkan adalah anak akan selalu diam walau mengetahui sesuatu. “Kan rugi kita,” katanya. “Saya berharap anak berani sampaikan apa adanya,” tambahnya.

Sementara itu Ketua LPA NTB, H.Sahan SH, mengemukakan bahwa program Safe4C NTB salah satunya berupaya mengajak anak-anak ikut berpartisipasi — sebagai salah satu hak dasar anak. Karena itu pihak yang mengikuti TOT adalah orang terpilih yang terdiri dari Forum Anak, kader desa dan fasilitator desa.

Para fasilitator diharapkan  memahami hak-hak anak dan mampu mengidentifikasi serta memahami alur penanganan anak rentan. Selain meningkatnya pemahaman tentang perlindungan anak dan pencegahan perkawinan anak, kelompok pendamping diharapkan memiliki gambaran kondisi awal persoalan anak di desa masing masing.ian

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.