Gubernur NTB Resmikan APHT di Eks Pasar Paok Motong
Selong,DS – Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah meresmikan proyek pembangunan Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) di eks Pasar Paokmotong, Kecamatan Masbagik Lombok Timur, Kamis (14/09).
Gubernur Zul mengatakan kehadiran APHT ini merupakan salah satu wujud industrialisasi. “Sudah saatnya NTB sejajar dengan provinsi lain,” ucapnya seraya menegaskan bahwa industrialisasi itu bukan teorinya Gubernur, tetapi keharusan untuk menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan.
“Dan jangan mengira merubah tembakau menjadi rokok itu prosesnya sederhana,” tegasnya sembari menambahkan mengubah tembakau menjadi rokok seperti yang diresmikan industri pengolahannya itu adalah proses panjang yang butuh pengorbanan.
Menurutnya, tidak ada proses industrialisasi yang tidak gaduh. Tidak ada proses industrialisasi yang sepi dari protes dan demonstrasi. Tidak ada proses industrialisasi yang sepi dari ketidaksetujuan. APHT dihadirkan di Lotim bukan merubah tembakau menjadi rokok tapi merubah cara berpikir.
“Merubah cara berpikir, bahwa sebenarnya Allah akan hadirkan jalan dan kemudahan buat kita,”ujarnya.
Proses yang dilalui merupakan perjalanan panjang. APHT NTB di Paokmotong merupakan langkah pertama. APHT dibangun dengan banyak protes ini kata Gubernur adalah keberanian untuk mengayunkan langkah pertama.
“Memang akan ada protes, akan ada demonstrasi karena masih ada yang terganggu, tapi satu saat nanti, tidak saja sekelas Gudang Garam, tapi juga rokok di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia bisa dihasilkan dari Kabupaten Lombok Timur ini,” imbuhnya.
Dimulainya pengoperasian APHT adalah sebuah keberanian mengayunkan langkah pertama. Hak ini harus didukung bersama dan dari tempat yang sederhana ini akan memancing kabupaten lain untuk melakukan hal yang serupa.
Gubernur mengaku tidak mau lagi mendengar NTB mengirim hal-hal yang mentah keluar daerah. Selama ini NTB miskin dan tertinggal karena tidurnya terlampau lelap bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.
Bagaimana tidak miskin, lanjutnya, sudah biasa menjual jagung berhetak-hektar per kapal-kapal dan telah diiringi dengan tepuk tangan di pelabuhan. Sebulan kemudian jagung yang dikirim itu kembali dalam bentuk pakan ternak yang kita beli dengan harga yang lebih mahal.
Ditegaskan, NTB bangga punya tembakau. Produksi tembakau di atas lahan berhektar-hektar dan produksi ribuan ton. Tembakau diproduksi selama ini telah mampu membuat para petani tersenyum dan naik haji. Akan tetapi tembakau kelas dunia yang diproduksi kembali dalam bentuk rokok yang dibeli warga dengan harga yang jauh lebih mahal.
“Jadi kenapa satu daerah itu miskin karena daerah itu tidak pernah punya keberanian untuk mengolah bahan mentahnya menjadi produk yang punya nilai lebih tinggi,”imbuhnya.li
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.