BSK Samawa

Gelar Deklarasi Kesiapsiagan Terorisme di Ponpes Bagu Loteng, Menko Mahfud Ingatkan Santri Bahaya Terorisme

FOTO. Menko Polhukkam Mahfud MD (kanan) saat mencium tangan Rais Am PWNU NTB TGH Turmudzi Badaruddin dalam kunjungannya mendampingi Kepala BNPT di Ponpes Bagu, kemarin. (FOTO. RUL/DS).

MATARAM, DS – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan terhadap bahaya terorisme di semua wilayah Indonesia. Mengingat, terorisme merupakan kejahatan serius yang membahayakan ideologi negara. Salah satu yang kini dilakukan BNPT, yakni melalui Kesiapsiagaan Nasional. Kesiapsiagaan ini dengan menggelar deklarasi penanggulangan terorisme di lingkungan santri di NTB.

Di Pondok Pesantren Qomarul Huda, Desa Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, BNPT mengajak 90 orang santriwan-santriwati dari 6 ponpes yang ada di Lombok Tengah ikut serta bersinergi mewujudkan Indonesia damai dengan keikutsertaan dalam deklarasi Kesiapsiagaan Nasional.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Muhammad Mahfud MD bersama Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar, serta Rais Am PWNU NTB TGH Turmudzi Badaruddin memimpin deklarasi Kesiapsiagaan Nasional itu, Sabtu (14/11).

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, dalam menangkal radikal terorisme di Indonesia, santri dinilai menjadi pilar penting dalam konteks memahami perbedaan. Sebagai kelompok yang identik dengan pesantren, santri merupakan salah satu kelompok agama yang membawa Islam sebagai agama perdamaian, dengan menggelorakan ciri khas pesantren “Hubbul Wathon Minal Iman” atau cinta tanah air sebagaian dari iman.

Boy Rafli Amar mengapresiasi kehadiran Tuan Guru Bagu dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, yang telah menyempatkan waktu menghadiri dalam acara ini. “Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional ini merupakan salah satu dari 3 unsur penting tugas pencegahan terorisme yang wajib dilaksanakan oleh BNPT bersama kementerian lembaga, selain kontraradikalisasi dan deradikalisasi,” kata dia.

Boy Rafli berharap melalui deklarasi ini, pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk para santri di tanah air agar dapat bersama-sama menjaga bangsa Indonesia dari ancaman terorisme. “Atas nama BNPT, saya berpesan kepada seluruh santri dan peserta yang hadir dalam deklarasi ini tetap setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, harus pula menjunjung tinggi kebhinnekaan, serta senantiasa bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme,” tegasnya.

Bagi Boy, ini merupakan bentuk perhatian negara kepada pondok pesantren dan para santri. Perhatian ini dalam rangka pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang akhlakul karimah, yang memiliki kemampuan tinggi, dan bisa berkompetisi dengan negara lain.

Lebih lanjut, Kepala BNPT berharap agar masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang berpotensi terjadinya penyebarluasan paham radikal yang mengarah pada perbuatan tindak pidana terorisme. Ini karena santri-santriwati termasuk kelompok masyarakat yang cukup rentan terkena dampak dari pengaruh kelompok jaringan teroris yang selama ini cukup banyak perwakilan dari mereka yang latar belakang pendidikannya dari pondok pesantren.

“Tentu kita tidak ingin pondok pesantren terbawa-bawa dan berurusan dengan hukum di negara kita. Mudah-mudahan ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi seluruh generasi muda Indonesia khususnya para santri dan santriwati,” tandas Boy Rafli

Sementara itu, Menko Polhukkam Mahfud MD, sempat menjelaskan sejarah santri di Indonesia yang sejak zaman dahulu sudah diajarkan untuk membangun bangsa hingga kemerdekaan Republik Indonesia. Ia menyampaikan pemerintah berkomitmen terus memberikan perhatian dan dorongan lebih kepada pondok pesantren untuk dapat melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan berakhlak mulia.

“Pesantren itu jangan sampai masuk angin, artinya jangan masuk paham radikalisme di dalam lingkungannya. Sekarang ini pemerintah sudah semakin memajukan atau mengutamakan pondok pesantrean dengan perhatian yang diberikan negara mulai dari pendidikan, dan pembekalan latihan kerja,” kata Mahfud.

Mahfud mengaku bersyukur dapat berjumpa dengan sahaabat Gus Dur, yakni TGH Turmudzi Badaruddin. “Pak Tuan Guru Turmudzi ini bukan orang lain bagi saya. Beliau ini adalah ulama sepuh panutan yang merupakan sahabat Gus Dur. Semoga beliau tetap sehat selalu,” ujar Mahfud mendoakan.

Adapun deklarasi yang secara serentak ini merupakan aksi nyata pelindungan dan pencegahan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat sesuai dengan mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dalam payung hukum tersebut, BNPT diamanatkan melakukan pencegahan tindak pidana terorisme melalui Kesiapsiagaan Nasional, Kontraradikalisasi, dan Deradikalisasi.

Kesiapsiagaan nasional yang dimaksud dalam undang-undang tersebut yakni siap siaga bagi seluruh elemen masyarakat dari ancaman aksi terorisme dan bahaya paham radikal terorisme. RUL

Facebook Comments Box

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.