Selly Ajak Santri NTB Mandiri Berwirausaha

0
Kadis Perdagangan NTB Hj. Putu Selly Andayani (kanan) saat bersilaturahmi dengan pimpinan Ponpes Banu Sanusi dan para habib dari Jawa Timur

MATARAM, DS – Pondok pesantren (Ponpes) memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional diantaranya dalam penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pesantren. Oleh karena itu, Dinas Perdagangan NTB mendorong para santri untuk mandiri menjadi santripreneur demi meningkatkan perekonomian negara.

“Sesuai target Presiden Joko Widodo, yakni pada tahun 2030 Indonesia menjadi negara yang punya perekonomian kuat. Paling tidak wirausaha harus 4 persen dari jumlah penduduknya. Oleh karena itu, kami di Disdag NTB terus berkeliling mengiatkan program wirausaha baru ini agar bisa terwujud program pemerintah itu,” ujar Kepala Dinas Perdagangan NTB Hj. Putu Selly Andayani usai bersilaturahmi dengan pimpinan Ponpes Banu Sanusi, Sesela, Kabupaten Lombok Barat, Senin (7/10).

Selly mengatakan pengembangan ponpes sebagai basis pembangunan daerah dipilih karena para santri juga merupakan agent of development dari suatu perekonomian negara. Kata dia, saat berkunjung ke Ponpes Darul Quran Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, Selly sempat melihat pengembangan sistem pertanian hidroponik yang dikembangkan ponpes tersebut yang mampu menembus pasar modern seperti Transmart, Hypermart dan Giant.

Oleh karena itu, menjadikan ponpes sebagai sentra pengembangan wirausaha dirasa sangat tepat.  “‎Role model kita adalah seperti Baginda Nabi Muhammad SAW yang juga seorang pengusaha‎. Oleh sebab itu kita mendorong dan memberi masukan bagi para santri dan jemaah untuk menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga bisa menjadi solusi di tengah kondisi ekonomi negara saat ini‎,” jelas Selly seraya menambahkan usaha pertanian hidroponik sangat cocok dikembangkan di Ponpes. “Saya siap membantu mewujudkannya asalkan para santri harus benar-benar mau dan serius menjadi wirausaha,” sambungnya.

Menyongsong era 4.0 maka semua masyarakat tak terkecuali para santri harus siap menghadapinya mengingat digitalisasi adalah sebuah keniscayaan dan tidak bisa dipungkiri akan terus terjadi.

Menurut Selly, para santri maupun para pemuda yang mempunyai telepon seluler bisa dimanfaatkan untuk berdagang, mempromosikan produk. Mereka bisa berjualan dengan daring.

“Saya ingin, para santri yang telah lulus dari pondok pesantren bisa mandiri, berakhlak, mempunyai budi pekerti yang baik. makanya, program wirausaha mandiri ini terus kita gaungkan. Salah satunya melalui pengembangan pertanian hidroponik yang tidak butuh tempat yang luas dan cocok dikembangkan di semua ponpes di NTB,” tandas Selly Andayani. RUL.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan