Aroma “Perang Saudara” Kader NW di Dapil Lobar-KLU Rebut Suara di Pileg 2019
MATARAM, DS –Dua saudara yang awalnya satu partai di Partai Demokrat, yakni TGH. Mahally Fikri dan TGH. Hasanain Juaini akan bertarung di Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Keduanya akan bertarung, lantaran Hasanain Juani telah menyeberang ke Partai NasDem.
Kakak beradik ini juga tercatat merupakan pejabat teras di ormas terbesar di NTB, Nahdatul Wathan (NW). Menariknya, mereka maju dalam satu daerah pemilihan (Dapil) yang sama, yakni Lombok Barat dan KLU.
Meski sama-sama berdomisili di Kecamatan Narmada, Lobar, Mahally, optimis kehadiran Juani tidak akan merusak suaranya. Sebab, ponpes yang mereka kelola berbeda.
“Bagi saya, kehadiran TGH. Hasanain Juani malah bukan menjadi rival di Pileg 2019. Kan jelas beda jamaahnya antara Ponpes Al Kamal punya saya dengan Ponpes Nurul Haramain yang dikelola oleh adik ipar saya itu,” ujar Mahally Fikri menjawab wartawan, Sabtu (21/7).
Wakil Ketua DPRD NTB itu mengatakan, kehadiran TGH. Hasanain Juani akan makin menambah pilihan masyarakat terkait siapa figur yang akan mereka pilih sebagai penyambung aspirasi mereka dalam Pileg 2019.
Selain itu, sebagai calon petahana, Mahally mengaku memiliki basis sendiri yang telah dirawatnya selama ini. Oleh karena itu, ia menyakini tidak akan ada ketersinggungan, apalagi gesekan guna merebut hati pemilih kedepannya.
“Prinsip, saya senang pak Hasanain Juani mau maju di Pileg 2019. Kami keluarga malah bersyukur. Jadi, ya, kita sama-sama berikhtiar untuk bisa lolos kedepannya,” tandas Mahally Fikri.
Hasanain Juani sempat mencalonkan diri sebagai calon bupati (cabup) Lobar 2018, namun ia gagal sebelum bertanding, lantaran parpol pengusungnya (Demokrat-PBB) tak mencukupi syarat minimal kursi yang dipersyaratkan oleh KPU Lobar.
Pria berumur 54 tahun asal Narmada Lobar itu dikenal merupakan satu-satunya warga NTB yang memperoleh penghargaan Ramon Magsaysay Award (Nobel versi Asia) tahun 2011, karena kiprahnya yang luar biasa dalam bidang pembangunan Pesantren peduli lingkungan, pemberdayaan perempuan dan toleransi antar umat beragama.
Tokoh Indonesia lain yang pernah menerima Ramon Magsaysay Award di antaranya: K.H. Abdurrahman Wahid, Ali Sadikin, Ahmad Syafii Maarif, Pramoedya Ananta Toer, dan Mochtar Lubis.RUL.