TGB : Kewenangan Ganti Nama Bandara Lombok Hak Pusat

0
Gubernur NTB ketika mendampingi Jokowi

MATARAM,DS-Gubernur Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) angkat bicara terkait polemik perubahan nama bandara Lombok dari Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) yang kini menuai protes masyarakat dan Bupati Lombok Tengah.

Menurut dia, perubahan nama bandara itu, merupakan keputusan dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini melalui keputusan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

“Prinsipnya kewenangan pemberian nama bandara oleh Pusat melalui Menhub. Kita di daerah punya ruang mengusulkan, menyarankan tapi sepenuhnya kewenangan dari pusat,” ujar TGB menjawab wartawan di Mataram, Kamis (13/9).

Ia menuturkan, proses pemberian nama bandara menjadi Bandara Internasional ZAM relatif tidak ada perdebatan panjang di Pusat lantaran NTB hanya memiliki satu pahlawan nasional, yakni Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Zainuddin Abdul Madjid atau yang dikenal dengan Almagfirullah Maulanasyekh.

TGB mengemukakan status pahlawan nasional telah melalui serangkaian proses verifikasi yang lengkap, mulai dari aspek pribadi, hingga perjuangannya. Sehingga, tidak banyak perdebatan dan diputuskan nama pahlawan NTB menjadi nama bandara. “Kita di daerah, tentu kita menghargai dan apresiasi, karena putra NTB yang telah menjadi milik Indonesia diabadikan menjadi nama bandara,” kata TGB.

Terkait adanya penolakan dari sejumlah pihak di Lombok, TGB siap membuka ruang untuk bermusyawarah dan berdiskusi. “Jangan sampai, kita sebagai satu keluarga di NTB, karena ada satu-dua hal mungkin pandangan politik yang berbeda, dampak dari pilkada, lalu kita gunakan isu primordial untuk memecah belah kita sendiri,” ungkapnya.

Menurut TGB, Lombok merupakan milik bersama warga Sasak, yang dipisahkan oleh batas wilayah administrasi semata. TGB mengajak masyarakat melihat kepentingan yang lebih besar dari proses pergantian nama bandara, yakni persatuan sesama masyarakat Lombok.

Sebelumnya, atusan warga yang menggelar pelaksanaan istighosah atau doa bersama untuk menolak pergantian nama bandara terbesar di NTB itu pada Jumat (7/9) lalu. Menariknya, kegiatan itu dipimpin langsung oleh Bupati Loteng HM. Suhaili FT di lapangan bundaran di sekitar bandara setempat. Selanjutnya, warga secara bersama-sama secara bergantian melakukan petisi cap jempol darah untuk menolak pergantian nama itu.

Menurut Suhaili, pergantian nama bandara itu, tidak pernah melalui metedologi komunikasi dan sosialisasi dengan kepala daerah dan masyarakat setempat. Oleh karena itu, masyarakat Lombok Tengah tidak setuju dengan nama baru bandara itu. “Perubahan nama itu yang pasti sangat melecehkan masyarakat Lombok Tengah,” ujarnya. FM

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan