MATARAM, DS – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB menilai ajang Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) IV tahun 2018 yang berlangsung di Kota Mataram, bisa dijadikan ajang melakukan pemulihan alias trauma healing terhadap kondisi psikis para korban terdampak gempa di wilayah Pulau Lombok.
Kadis Pora NTB, Husnanidity Nurdin, mengatakan, pihaknya sengaja berani mengambil peran menjadi tuan rumah Popwil kali ini, lantaran trauma pascagempa yang terjadi bertubi-tubi mengguncang NTB masih dirasakan oleh masyarakat hingga kini.
Oleh karena itu, penyelenggaraan ajang multi event yang bersifat skala menengah dan kecil, mutlak harus berani dilakukan di NTB. “Harapannya, masyarakat bisa menonton langsung seluruh pertandingan olahraga yang dipertandingkan. Dengan demikian, sangat mungkin ketrauman pascarentetan gempa bumi itu bisa sirna, sehingga yang muncul adalah spirit olahraga untunk bangkit dan maju kedepannya,” ujar Husnanidiaty menjawab wartawan usai menghadiri pembukaan Popwil IV di Gor 17 Desember Turide, Kota Mataram, Selasa (23/10).
Ia mengakui keterbatasan yang dialami NTB pascagempa berimbas pada persiapan atlet NTB dalam ajang Popwil kali ini. Menurut dia, pemusatan latihan (TC) terpadu hanya dilakukan selama lima hari.
“Itupun anak-anak kita kawal latihannya, karena memang mereka masih khawatir akibat adanya gempa susulan pasca rentetan gempa bumi yang terjadi sebelumnya, sehingga dampaknya mereka malas latihan,” tegas Husnanidity.
Meski demikian, kata dia, dari hasil tes pengukuran kebugaran dari TC yang dilakukan. Dispora NTB menyakini jika para atlet NTB yang terjun dalam Popwil kali ini akan memberikan prestasi yang membanggakan bagi daerahnya.
“Insya Allah, kita optimis dua cabor andalan kita, yakni bola voli dan pencak silat dari delapan cabor yang dipertandingkan dalam Popwil 2018, akan bisa menyumbangkan prestasi bagi NTB,” tandas Husnanidity Nurdin. RUL.
